Seringkali kita keliru dalam menulis bahasa Jawa dengan huruf Latin, baik di komen FB, WA, maupun platform lain. Kesalahan ini terutama pada penggunaan huruf vokal (a-i-u-e-o). Contoh:
- "Bojoku loro" (Istriku sakit, seharusnya "Bojoku lara")
- "Mator nuwon" (seharusnya "Matur nuwun")
- "Sikelku seng kiwo loro keno eri" (seharusnya "Sikilku sing kiwa lara kena eri")
Patokan:
Ada dua cara membaca vokal Jawa: "jejeg" dan "miring". Berikut patokannya:
Huruf A:
- A jejeg: dibaca seperti "a" pada kata "art". Contoh: "pasar", "cacar", "sabar".
- A miring: dibaca seperti "o" pada kata "kotor". Contoh: "lara" (sakit), "iya", "jarwa", "isa", "neng Jawa", "sega", "swarga", "rumangsa".
Cara membedakan "A jejeg" dengan "O miring":
- Tambahkan kata dengan imbuhan "ne" atau "e".
- Jika suaranya berubah menjadi "A miring", tulislah dengan huruf "A".
Contoh:
- "Sega" + "ne" = "segane" -> tulis "sega"
- "Rumongso" + "ne" = "rumangsane" -> tulis "rumangsa"
- "Lodhong" + "e" = "lodhonge" -> tulis "lodhong"
Huruf I, U, E, O:
- I jejeg: seperti pada kata "pipi". Contoh: "pipi", "sisi", "pari", "ali-ali".
- I miring: seperti pada kata "bermain". Contoh: "sikil", "Sukimin".
- U jejeg: seperti pada kata "dulu". Contoh: "suku", "alu", "asu", "turu", "ibu".
- U miring: seperti pada kata "subuh". Contoh: "tumut", "sesuk", "ngawur".
- E pepet: seperti pada kata "dekat". Contoh: "pelem", "cangkem", "gurem", "seneng".
- E jejeg: seperti pada kata "enak". Contoh: "sate", "piye/kepriye", "kere", "sae", "sare".
- E miring: seperti pada kata "end". Contoh: "yen", "ben", "biyen", "sareh", "sindhen".
- O jejeg: seperti pada kata "roda". Contoh: "coro", "loro" (angka 2), "jero".
- O miring: seperti pada kata "bodoh". Contoh: "golong", "borong", "bolong".
Catatan:
- Masih banyak patokan lain dalam menulis bahasa Jawa dengan huruf Latin.
- Artikel ini hanya membahas beberapa patokan yang paling menonjol dan sering keliru.
Semoga bermanfaat!
Tags:
Ajar Basa