Di perkampungan sunyi Desa Kajoran, Kabupaten Magelang, berdiri megah surau baru yang belum pernah didatangi suara lantunan sholat berjamaah. Tibalah waktu Maghrib, beberapa warga berdatangan dengan raut penasaran. Mereka ingin sekali melaksanakan sholat berjamaah perdana di surau baru ini. Namun, ada satu hal yang mengganjal.
“Siapakah yang akan menjadi imam?” bisik salah seorang warga kepada yang lain.
Semua orang saling melirik, tak ada yang berani melangkah maju. Memimpin sholat membutuhkan ilmu dan ketenangan yang belum tentu dimiliki semua orang. Di tengah kebingungan itu, seorang kakek tua nan bijaksana bernama Mbah Wiro muncul dari kerumunan. Matanya yang bening menatap seorang pemuda lulusan pondok pesantren yang berdiri agak di pinggir. Pemuda itu bernama Ahmad, dikenal santun dan alim.
“Iki ae sing dadi imame,” ujar Mbah Wiro sambil menunjuk Ahmad. (Dialek Jawa: "Ini saja yang jadi imamnya.")
Para warga mengangguk setuju. Ahmad pun dengan sopan mengambil posisi imam dan memimpin sholat Maghrib dengan lancar dan khusyuk. Sejak saat itu, Ahmad selalu menjadi imam sholat berjamaah di surau tersebut.
Menariknya, para warga terbiasa bergumam pelan saat menunjuk Ahmad menjadi imam. “Iki ae, Iki ae,” bisik mereka sambil mempersilakan Ahmad. Lama-lama, kebiasaan ini membuat sebutan “Iki ae” menjadi melekat pada sosok Ahmad.
Seiring berjalannya waktu, “Iki ae” perlahan berubah pelafalannya menjadi “kiae”. Sebutan ini tak hanya ditujukan kepada Ahmad, tetapi juga kepada para pemuda lulusan pondok yang menjadi imam di surau lain.
Dan tahukah kamu? Lambat laun, “kiae” berevolusi menjadi “kiai”, panggilan yang kita kenal sekarang untuk menyebut para guru agama Islam yang alim dan dihormati. Jadi, sebutan kiai yang kita gunakan sehari-hari, berawal dari kearifan Mbah Wiro dan kesantunan seorang pemuda bernama Ahmad di surau mungil Desa Kajoran tempo dulu.
Disclaimer:
Cerita ini bukan hasil riset sejarah, hanya diceritakan secara lisan oleh Cak Lukman, seorang Ustad dari Kajoran, ditulis ulang oleh Kang Indi, dengan perubahan seperlunya.